Batu Bara, Bara Pos TVSejumlah aktivis dan jurnalis yang mengikuti Forum Group Diskusi merasa kecewa karena perusahaan yang hadir hanya PT Inalum Kuala Tanjung, Disnakerperindag dan Kacabdis Pendidikan Wilayah V Sumut.
Hal tersebut diungkapkan oleh moderator kegiatan, Fahmi Deef, SH, saat membuka kegiatan diskusi kawasan industri Kuala Tanjung yang difasilitasi oleh Perisai Nusantara di Cafe Nirwana, Desa Tanjung Muda, Air Putih. Jumat (01/12/2023).
"Ini kali kedua kita melaksanakan dialog bersama aktivis dan insan pers, praktisi hukum terkait perkembangan kawasan industri dan manfaatnya bagi warga Batu Bara khususnya," ungkap Deef.
Lanjut Deef, semua telah kita undang, seperti PT Pelindo, PT MNA, PT Domba Mas dan perusahaan yang lain namun yang berani hadir hanya PT Inalum Kuala Tanjung dan Kabid Disnakerperindag Batu Bara.
Pimpinan Perisai Nusantara, Yusri Bajang mengatakan, kali ini hanya PT Inalum yang berani tampil yang mengutus Humas, Gilang dan Wak Ono.
"Akan datang kita akan gelar kembali diskusi ini dan kita akan lakukan audensi langsung kepada perusahaan yang ada di kawasan industri. Kalau juga tidak hadir untuk tatap muka, kita juga bisa bikin perhitungan kedepannya,' ungkap Yusri dengan tegas.
Kepala Cabang Dinas (Kacabdis) Pendidikan wilayah Sumut V, Abdul Qodir, S, mengatakan, diskusi yang dilakukan kurang lengkap karena banyak yang tidak hadir.
"Selain perusahaan perwakilan dari pemerintahan juga tidak terlihat dan anggota DPRD Batu Bara," ujar Qodir.
Banyak regulasi yang harus dikeluarkan terkait aturan yang harus dipegang guna untuk mengurangi angka pengangguran di Batu Bara, tambah Qodir.
Mewakili praktis pendidikan, Sulistio dan Sapta Andika, menyebutkan kegiatan ini sangat positif dan bermanfaat bagi warga Batu Bara.
"Kalau dunia pendidikan sebenarnya sudah mempersiapkan skill yang dibutuhkan oleh perusahaan yang ada di Kuala Tanjung. SMK yang ada di Batu Bara banyak melahirkan keahlian khusus di bidangnya, ada tamatan otomotif, Komputer, Listrik, Kimia Industri, perkantoran, jelas Sulistio dan Sapta.
Salah seorang peserta, Ismail, juga mengungkapkan rasa kekecewaannya kepada perusahaan besar yang tidak menghadirkan utusannya.
"Kita mau semua perusahaan terbuka, berapa banyak karyawan putra daerah yang bekerja di perusahaannya. Tidak hanya karyawan saja tapi berapa jumlah kontraktor lokal yang di berdayakan," ujar Ismail.
Kegiatan Diskusi yang dihadiri 50 orang peserta tetap berlangsung namun tidak bisa melahirkan rekomendasi apapun karena para pemangku kebijakan tidak hadir.
Penulis : Sholeh Pelka.