Batu Bara, Bara Pos TV
Sungguh malang nasib Fikri Maulana Syahputra (22) di Desa Pematang Sei Baru, Kecamatan Tanjungbalai, Kabupaten Asahan. Janji kerja di RestoranThailand gaji 12 dibawa kabur ke Myanmar dan akhirnya kena siksa.
Ketika diwawancarai wartawan orang tua korban, Adrian (46) tahun bersama istrinya hanya bisa menangis melihat poto anaknya yang penuh biram disekujur badannya. Jumat (2/5/2025).
"Awalnya dia berangkat itu Agustus 2024 lalu. Katanya, dia mau kerja di resto dengan gaji Rp 12 juta. Niatnya membantu orang tua agar tidak membebankan, tapi dia ditipu," ujar Adrian.
Di Thailand, dia cuma satu hari menginap. Habis itu dibawa secara ilegal ke Myanmar. Disana mereka dipekerjakan secara paksa dan dimasukan kedalam barak," ujar Adrian.
Mereka dipekerjakan secara paksa. Ada temannya yang menyembunyikan handphone, beruntung tidak ketahuan, dan dari situlah semua berkomunikasi. Anak saya dipekerjakan dengan paksa, kalau tidak capai target akan disiksa dengan di strum," jelasnya sembari menyapu air matanya.
Pekerjaan menipu secara daring, dilakukan oleh Fikri untuk memenuhi target yang sudah ditentukan oleh para pelaku.
"Mereka melakukan scam online. Kalau bahasa kita disini mereka merodes (penipuan). Kalau tidak capai target mereka dimasukan kedalam penjara kemudian di siksa, di strum, sampai ada dari warga negara lain, katanya mereka mencoba melarikan diri, pas keluar dari penjara matanya sudah bolong tinggal 1," jelas Ayah korban.
Ada beberapa orang berhasil selamat dan sudah pulang. Waktu itu mereka yang selamat dijemput sama tentara pemberontak, anak saya ini disekap di dalam kamar makanya ga bisa lari. Sedangkan paspor dan KTPnya dipegang oleh temannya yang sudah keluar dan kini semua berkasnya di saya, dibawakan temannya yang selamat, sebut Adrian.
Kini anaknya tidak pegang identitas lagi di Myanmar.
Ayah korban sangat berharap kiranya Pemerintahan Indonesia melalui Presiden Prabowo bisa membawa pulang anaknya dan beberapa lagi yang masih disekap di Myanmar. (Pelka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar