Batu Bara, Bara Pos TV
Lebih kurang 400 Kepala Keluarga di Desa Bandar Rahmat, Kecamatan Tanjung Tiram terisolir dan menjerit akibat akses jalan utama putus total. Warga terpaksa menggunakan jasa tambang atau sampan untuk beraktifitas keluar dan anak sekolah.
Kepala Desa Bandar Rahmat, Submiswan, bersama warga melakukan gotong - royong untuk penahan ombak sementara. Senin (22/04/2024).
Disebut Kades, akses jalan utama yang hancur dan sama sekali tidak bisa dilalui warga.
"Ini akses jalan utama yang sudah hancur dan tidak bisa dilalui kendaraan apapun termasuk sepeda motor. Sebelumnya masih bisa masuk mobil bawa barang namun sekarang sudah bertahun - tahun terputus," ungkap Submiswan.
Lanjut Submiswan, gotong - royong sudah dilakukan berulang kali sekedar untuk mengurangi abrasi.
"Warga masih berupaya untuk mengurangi abrasi. Batu padas bekas jalan yang hancur dikumpulkan menyerupai tanggul agar ombak tidak menghantam daratan yang tersisa, jelas Submiswan.
Pemerintahan Desa Bandar Rahmat juga sangat berharap agar dinas terkait segera mengucurkan dana pemecah ombak sekaligus perbaikan akses jalan yang hancur.
Salah seorang warga, Endang mengatakan dampak dari putusnya jalan darat membuat warga semakin terpuruk ekonominya.
"Kami mau tidak mau harus melalui jalan sungai untuk memenuhi kebutuhan hidup menyeberang gunakan perahu tambang. Untuk biaya menyeberang beli bahan pokok harus mengeluarkan 10 ribu lain lagi anak sekolah ditambah biaya becak, minimal habis 40 - 50 ribu perhari," keluh Endang.
Semenjak jalan darat hancur ekonomi warga hancur karena biaya transport keluar masuk tidak sesuai dengan penghasilan para nelayan.
"Kami sangat berharap agar pemerintah bisa secepatnya membangun jalan darat Desa Bandar Rahmat. Kasihan anak - anak kami yang ingin sekolah harus naik sampan dan resikonya cukup tinggi," harap Endang.
Penulis : Sholeh Pelka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar